Pages

Friday, September 20, 2019

Televisi: Sejarah Ringkas dan Implikasinya



HAMPIR tidak ada rumah yang tidak memiliki televisi saat ini. Televisi bukan barang mahal lagi. Anak-anak hingga orang tua dapat mengaksesnya setiap saat. Sadar atau tidak, televisi telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat dan turut mempengaruhi perkembangan masyarakat. Cara kita berpikir, bersikap, dan berperilaku. Tulisan ini ingin mengurai secara ringkas tonggak sejarah televisi sebagai media massa dan implikasinya. Cekidot!

SEJARAH

Berikut ini tonggak-tonggak waktu yang signifikan terkait dengan perkembangan televisi sebagai media massa:
  • 1907 kata televisi pertama kali muncul di majalah Scientific American edisi bulan Juni.
  • 1935 televisi sudah mulai bersiaran di Amerika Serikat.
  • 1950an televisi kabel mulai berkembang di Amerika Serikat sebagai bentuk alternatif atas mulai dibatasinya terbatasnya pita frekuensi televisi sejak 1948 oleh FCC (Federal Communication Commision).
  • 1961 Televisi Republik Indonesia (TVRI) mulai dibangun. Bersiaran perdana pada 17 Agustus 1962.
  • 1962 siaran trans-Atlantik dilakukan melalui satelit Telstar I.
  • 1964 stasiun daerah TVRI mulai dibangun.
  • 1979 Ted Turner merintis Cable News Network (CNN) sebagai akses bagi penonton Amerika Serikat untuk mengetahui berita-berita internasional.
  • 1989 RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) berdiri di Jakarta.
  • 1990 SCTV (Surya Citra Televisi) berdiri di Surabaya.
  • 1991 TPI (sekarang MNC TV) berdiri di Jakarta.
  • 1993 ANTV (Andalas Televisi) berdiri di Padang.
  • 1996 jaringan televisi berita internasional Al Jazeera didirikan di Qatar.
  • 2003 Perang Irak disiarkan langsung melalui televisi.
  • 2005 YouTube didirikan pada Februari oleh tiga orang bekas karyawan PayPal: Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim.
  • 2007 televisi yang menggunakan frekuensi digital mulai digunakan (televisi digital)

IMPLIKASI

Terlalu luas lingkup televisi mengintervensi kehidupan masyarakat. Tulisan ini ingin membatasi pada aspek-aspek tertentu saja yaitu: politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia. Aspek politik khususnya berkaitan dengan penggunaan televisi sebagai alat kekuasaan dan propaganda. Dari segi ekonomi, televisi juga berperan sebagai sektor industri tersendiri yang  ternyata juga berdampak pada aspek sosial masyarakat.

Kenndy dan Sukarno
Politik. Presiden RI Pertama, Sukarno boleh jadi terinspirasi dari John F Kennedy. Kennedy adalah Presiden Amerika Serikat yang pertama menang pemilu dalam era televisi. Pada 1961 Sukarno menginisiasi lahirnya TVRI. Dalam waktu setahun, pada 17 Agustus 1962 TVRI melakukan siaran perdananya. Pemilihan waktu ini bukannya tanpa pertimbangan politik. Pada bulan tersebut, Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV. TVRI menyebarluaskan perhelatan olah raga se-Asia tersebut yang dibukan 24 Agustus 1962. Masih di tahun yang sama, Indonesia juga menjadi tuan rumah Ganefo (Game of New Emerging Forces). Pesta olah raga internasional negara-negara kekuatan baru yang menentang dominasi negara-negara Barat ini diadakan pada 10 – 22 November 1962. TVRI kembali memainkan perannya sebagai alat komunikasi sekaligus propaganda negara-negara penentang AS dan sekutunya.


Saat Presiden Suharto berkuasa, pengembangan TVRI terus dilakukan. Boleh jadi, inilah satu-satunya proyek masa pemerintahan Sukarno yang ia lanjutkan. Melalui SKSD (Sistem Komunikasi Satelit Domestik), Suharto menjadikan televisi sebagai alat pemersatu sekalugs kontrol Indonesia. Pemersatu karena program siaran TVRI cenderung merepresentasikan keragaman Indoensia, meskipun pada beberapa siaran budaya masih terasa dominasi etnis Jawa. TVRI juga digunakan sebagal alat kontrol karena hanya menyiarkan berita-berita “pembangunan” yang mencitrakan kesuksesan pemerintahan Suharto.

Meski tidak dalam kendali pemerintah lagi, hingga saat ini (2013), televisi mesih memainkan peran politiknya. Kita bisa lihat bagaimana televisi-televisi swasta yang dimiliki oleh mereka yang memiliki kepentingan politik, kerap digunakan sebagai alat propaganda mereka. Metro TV dengan Nasional Demokrat, TV One dengan Golkar, dan MNC Group (RCTI, Global TV, dan MNC TV) menjadi corong politik pemiliknya. Berita-berita yang menjadi fokus liputan pun hampir selalu menyertakan substansi politik. Jika di lihat dari positifnya, ini juga dapat menjadi bahan pembelajaran politik masyarakat.

Monopoli. Televisi tidak sekedar medium massa audio visual. Bukan sekedar alat politik, televisi sekaligus mesin uang. Untuk stasiun televisi swasta yang jumlahnya 10 di Indonesia, hanya dimiliki dan dikendalikan oleh 5 orang konglomerat. Pertama, MNC Group (RCTI, Global TV, MNC TV). Kedua, Trans Corp Group (Trans TV dan Trans 7). Ketiga, Viva Group (ANTV dan TV One). Keempat, SCTV dan Indosiar. Kelima, Metro TV.

Sosial. Selain implikasi politik dan ekonomi, televisi juga memberi kontribusi pada aspek sosial seperti meneguhkan beberapa stereotipe, membangkitkan konsumerisme dan hedonisme, membongkar batas-batas privasi, serta mempercepat proses kematangan anak-anak. Dalam beberapa kasus, seperti pemberitaan perang dan terorisme, televisi dianggap memberi kontribusi dalam melegalkan perilaku agresif, invasif, dan menjadi “corong” teroris.***


Saran Pustaka:
  • Media/Impact: An Introduction to Mass Media ~Shirley Biagia
  • Teknologi Komunikasi dalam Perspektif Latarnelakang dan Perkembangannya ~Zulkarimein Nasution
  • Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture ~Stanley J. Baran

No comments:

Post a Comment