Pages

Tuesday, July 20, 2021

Teknik Pengumpulan Data




DATA tidak datang dengan sendirinya. Seorang penelitia harus mempersiapkan cara untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan untuk menjawab masalah dalam penelitian. Secara umum ada tiga teknik pengumpulan data: observasi, wawancara, dan penelusuran data sekunder (dokumentasi). Idealnya ketiga teknik ini dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian. Setidaknya dua dari ketiganya. Paparan ini ingin menjelaskan secara umum ketiga teknik pengumpulan data tersebut.

Observasi. Secara sederhana dapat digambarkan sebagai pengamatan. Peneliti mengamati aspek-aspek tertentu subyek/obyek penelitiannya untuk memperoleh data yang mereka butuhkan. Saat melakukan pengamatan, peneliti dapat memilih untuk menjadi bagian dari apa yang dia amati (partisipatif) atau membuat jarak dengan mereka (non-partisipasitif). Saat melakukan observasi partisipatif, peneliti bergaul dan hidup bersama dengan mereka yang ia teliti. Tujuannya agar dapat melihat dari dekat untuk memahami sudut pandang subyek/obyek  atas aspek-aspek yang diteliti.

Sebaliknya, dalam observasi non-partisipatif, peneliti tidak terlibat langsung dengan keseharian mereka yang ia teliti. Hanya datang pada waktu-waktu tertentu, lalu kembali. Tidak secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu bergaul dengan mereka. Pendekatan ini biasanya digunakan peneliti agar perspektif yang digunakan peneliti tidak terganggu oleh sudut pandang dari subyek/obyek penelitiannya. Observasi jenis apa yang akan digunakan, kembali berpulang kepada peneliti.

Wawancara. Ada yang mengelompokkan wawancara ke dalam dua kategori: terstruktur dan tidak terstruktur. Dalam wawancara terstruktur, peneliti sudah membuat terlebih dahulu kerangka pertanyaannya. Pertanyaan itu yang akan diajukan kepada informan. Dalam bentuk yang lebih terstruktur, wawancara dapat disajikan dalam format kuesioner. Kuesioner adalah bentuk wawancara secara tertulis yang diberian kepada responden. Item-item pertanyaan sudah dibuat sedemikian rupa beserta opsi jawabannya. Respinden tinggal mengisinya. Beberapa penulis menyebutkan kuesioner ini sebagai teknik tersendiri yang terpisah dari wawancara.

Adapun wawancara tidak terstruktur adalah bentuk wawancara yang mengandalkan kemampuan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan untuk memperoleh apa yang mereka butuhkan. Tidak kaku. Dapat melompat dari satu topik ke topik lain namun masih dalam kerangka untuk memperkaya konteks data yang diperlukan atas aspek yang diteliti. Karena tingkat kesulitannya, wawancara jenis ini tidak direkomendasikan untuk peneliti pemula.

Subyek/obyek wawancara adalah informan atau responden yang telah ditetapkan sebelumnya dalam teknik penarikan sampel atau teknik penentuan informan. Jadi tidak semua orang dapat menjadi informan atau responden. Hanya mereka yang memiliki syarat tertentu yang terkait dengan penelitian saja.

Penelusuran data sekunder (dokumentasi).  Ada saatnya dimana peneliti tidak dapat menemukan semua data yang mereka butuhkan secera langsung di lapangan. Misalnya data jumlah penduduk. Berapa banyak waktu dan biaya yang akan dia habiskan untuk melakukan riset khusus untuk tujuan itu? Karenanya, peneliti dapat menggunakan data yang sudah tersedia (data sekunder). Atau dalam kesempatan lain, saat meneliti produk kebijakan atau pesan media, peneliti juga cukup mengkaji dokumentasi yang sudah tersedia atas apa yang ingin mereka ketahui tadi.

Saat melakukan pengumpulan data, peneliti melakukan pengukuran atas apa yang mereka kumpulkan. Pengukuran dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Pengukuran ini bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh. Oleh karena itu kombinasi teknik pengumpulan data sangat dibutuhkan agar data yang diperoleh lebih bermakna untuk dianalisis. Tujuan agar dapat menjawab pertanyaan penelitian. Secara khusus jenis atau bentuk pengukuran ini akan dibahas pada artikel yang lain.***

No comments:

Post a Comment