Pages

Monday, October 5, 2020

Variabel dan Hipotesis



DALAM setiap penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, selalu melibatkan variabel. Apa itu variabel? Dari mana datangnya? Bagaimana bentuknya? Dalam bentuk hubungan apa saja hubungan antarvaribel dapat terjalin? Apa kaitan antara hipotesis dan variabel? Tulisan ini akan memaparkannnya secara ringkas.

Definisi. Variabel adalah konsep yang memiliki variasi nilai. Jika sex adalah sebuah konsep, maka jenis kelamin, dapat menjadi variabelnya. Mengapa? Karena orientasi seksual adalah konsep yang memiliki variasi nilai: lakilaki dan perempuan. Variabel berasal dari teori yang memuat sejumlah konsep yang masih abstrak. Agar dapat diukur, konsep-konsep tadi diturunkan tingkatannya menjadi variabel yang dapat terukur. Singkatnya, variabel itu muncul dari keinginan untuk dapat mengukur sejumlah konsep yang bentuknya abstrak.

Misalnya, dalam teori Uses and Gratification menyebutkan pilihan manusia atas media yang ingin mereka konsumsi dipengaruhi oleh kebutuhan mereka. Apa itu kebutuhan?  Konsep yang abstrak tentang kebutuhan itu kemudian diturunkan ke tingkat yang lebih mudah untuk diukur. Dengan meminjam pendapat Maslow, seorang peneliti dapat membagi kebutuhan ke dalam lima kategori besar, satu di antaranya adalah kebutuhan untuk bertahan hidup. Dari kebutuhan untuk dapat bertahan hidup ini, lahir variabel seperti tingkat ekonomi. Tingkat ekonomi dalah konsep yang memiliki variasi nilai: tinggi, menengah, rendah.

Bentuk Variabel. Secara umum variabel bentuknya ada dua: kategorikal (diskrit) dan kontinum. Contoh variabel jenis kelamin tadi, kategori nilainya hanya ada dua: lakilaki dan perempuan. Keduanya setara. Karena itu disebut sebagai variabel kategorikal. Sama halnya dengan variabel agama. Tidak ada jarak yang menandakan pebedaan nilai dari satu kategori dengan kategori lainnya. Adapun variabel kontinum memiliki nilai yang berkesinambungan. Variabel tingkat ekonomi adalah contohnya. Jarak dari mereka yang masuk dalam penilaian tingkat ekonomi tinggi, memiliki jarak yang jelas dengan yang berada di tingkat ekonomi menengah atau rendah.

Nilai dari variabel kategorikal merupakan hasil dari penghitungan dan menghasilkan data nominal. Sedangkan nilai dari variabel kontinum merupakan hasil dari pengukuran yang akan menghasilkan data ordinal, interval, atau rasio. Secara khusus bagian pengukuran akan dibahas pada paparan yang terpisah.

Hubungan Antarvariabel. Jika penelitian yang menggunakan pendekata kuantitatif ingin melihat hubungan antarvariabel, berikut ini disajikan beberapa pola hubungan antarvariabel dan jenis-jenis variabel dalam konteks hubungan tersebut. Secara umum ada dua jenis hubungan antarvariabel yaitu hubungan simetris dan hubungan asimetris. Hubungan simetris antarvariabel adalah bentuk hubungan yang setara. Peneliti tidak dapat memutuskan variabel mana yang menjadi variabel bebas (yang mempengaruhi) dan variabel mana yang terikat (yang dipengaruhi). Apakah karena seorang komunikator itu tampak meyakinkan hingga khalayak percaya kepadanya, atau sebaliknya, karena khalayak percaya kepadanya hingga apa saja yang ia sampaikan tampak meyakinkan?

Dalam hubungan variabel yang asimetris, tampak jelas variabel mana yang mempengarhi dan variabel mana yang dipengaruhi. Contoh, hubungan antara jaminan regulasi pemerintah terhadap tingkat kebebasan pers. Asumsinya, makin baik jaminan regulasi pemerintah, makin tinggi tingkat kebebasan pers. Hubungan ini tidak dapat dibalik menjadi hubungan antara tingkat kebebasan pers terhadap jaminan regulasi pemerintah. Mengapa? Karena tidak mungkin terjadi begitu saja tingkat kebebasan pers lahir tanpa didahuli jaminan regulasi pemerintah.

Hipotesis. Apa yang kita baru saja sebutkan tadi adalah contoh hipotesis atau dugaan sementara dari hubungan antarvariabel. Tidak semua penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, harus memiliki hipotesis. Namun kalau pun ada, hipotesis tidak dapat dipisahkan dari rumusan hubungan antarvariabel yang menjadi inti masalah penelitian. Berikut ini beberapa contoh pernyataan hubungan/kausalitas dalam sebuah hipotesis penelitian:
_____ mengakibatkan _____
_____ disebabkan _____
_____ mendorong terjadinya _____
_____ berhubungan dengan _____
_____ memengaruhi _____
_____ berasosiasi dengan _____
_____ menghasilkan _____
jika _____ , maka _____
semakin _____, semakin _____
_____ meningkatkan/menurunkan _____
Dengan menggunakan metode analisis tertentu, sebuah penelitan kuantitatif dapat membuktikan apakah sebuah hipotesis penelitian dapat diterima (terbukti) atau ditolak (tidak terbukti).***


Saran Pustaka
  • Metode Penelitian Survai ~editor Masri Singarimbun dan Sofian Effendi
  • Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi ~Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah

No comments:

Post a Comment