BINGUNG cari judul skripsi. Itu
sepertinya sudah menjadi semacam ritual akhir perkuliahan yang rutin
bagi mahasiswa. Judul apa yang baik untuk diteliti? Kepala dipaksa
untuk berpikir. Grasak-grusuk. Apalagi kalo lihat ada teman
seangkatannya yang ternyata lebih dulu punya judul dan judul tersebut
sudah siap untuk dieksekusi. Mau tanya teman seangkatan, mereka lagi
sibuk dengan masalah yang sama. Mau tanya senior, mereka lagi sibuk
menyelesaikan skripsi. (Eh, kalau tidak malu, tanya yunior saja.)
Pengalaman saat menjadi mahasiwa dan
membimbing mahasiswa membawa saya pada beberapa pemahaman sederhana
tentang apa yang sebaiknya dilakukan (atau tidak dilakukan) oleh
mahasiswa yang sedang mencari judul skripsi. Berikut ini ada beberapa
tips yang mungkin dapat membantu. Mengurai sengkarut di dalam kepala:
Topik yang paling disukai. Jangan
mempersulit diri. Pilih topik penelitian yang Anda sukai. Untuk
mahasiswa jurusan Komunikasi, banyak hal yang bisa jadi topik
penelitian. Apa saja yang terkait dengan komunikasi. Mulai dari
fenomena media massa (majalah, suratkabar, film, radio, televisi,
internet) hingga komunikasi yang sifatnya antarpersona, kelompok,
organisasi, atau publik. Topik yang paling Anda sukai biasanya paling
Anda kuasai. Kalaupun tidak Anda kuasai secara teoritis, setidaknya
Anda enjoy saat membuatnya. Se-killer apapun pembimbing dan penguji
Anda. Dari topik ini kita dapat melakukan pengamatan dan penelusuran,
hal-hal apa saja yang menarik untuk menjadi masalah dalam penelitian.
Masalah yang spesifik. Masalah
yang akan menjadi motor penggerak skripsi. Ia yang menjadi alasan
mengapa penelitian layak atau tidak untuk dilakukan. Dari topik yang
disukai, akan lahir banyak masalah. Buatlah pengamatan atau pencarian
(melaui internet atau media lain) yang dapat membantu untuk menemukan
masalah. Umumnya masalah lahir dari perbedaan antara apa yang
seharusnya, dengan apa yang kemudian terjadi di lapangan. Contoh,
seharusnya media sosial itu berguna untuk mempererat hubungan
antarpribadi. Namun dalam kenyataannya ada fenomena yang menunjukkan
pelaku penculikan adalah teman korban di media sosial seperti
Facebook. Bagi peneliti pemula, masalah biasanya terlalu luas.
Fokuskan pada aspek tertentu saja. Aspek yang dapat dengan tegas Anda
jelaskan batasannya. Jika masih bingung menjelaskan batasannya, itu
pertanda masalah tersebut belum spesifik.
Ada teori yang mendukung. Dalam
ilmu komunikasi lazimnya teori dikelompokkan ke dalam kategori
unsur-unsur komunikasi. Jadi ada kelompok teori yang terkait dengan
komunikator, pesan, saluran, hingga efek. Pastikan topik yang Anda
pilih ada penjelasan teoritisnya. Jika tidak, boleh jadi masalah yang
Anda pilih terlalu luas atau belum jelas aspek yang menjadi fokusnya.
Tugas Anda untuk mengarahkan atau menyesuaikan masalah penelitian ke
aspek yang memiliki penjelasan teoritis.
Memungkinkan untuk diteliti. Yang
tidak kalah pentingnya adalah apakah masalah yang Anda pilih itu
mungkin untuk diteliti. Mungkin dalam arti dapat dilakukan pada kurun
waktu yang ditetapkan. Biasanya dua bulan. Mungkin dalam arti Anda
memiliki akses pada informan atau sumber data. Mungkin dalam arti
Anda sanggup untuk melaksanakannya. Jika jawabannya “iya”,
berarti Anda telah menemukan judul penelitian yang dapat
diformulasikan dari rumusan masalah yang akan diteliti. Jika
jawabannya “tidak”, cobalah untuk menyesuikan kembali metode
penelitian yang Anda pilih.
Empat tips sederhana ini tentu tidak
serta merta dapat menjawab masalah judul yang saat ini Anda hadapi.
Ada beberapa detail yang masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut
dari dosen atau mereka yang pernah melakuan penelitian serupa.
Yaa..setidaknya, setelah membaca tips ini Anda bisa berkata: Asyik! ***
tanks
ReplyDeletesangat membantu
sama-sama. ah skrg Anda pasti sudah sarjana. #laterespond
Delete